Jangan lupa untuk meninggalkan komentar dan jempol anda di blog ini. (Usahakan Jempol Kaki).

Minggu, 30 Juni 2013

Malam Liburan Spektakuler (Kisah nyata yang difiksikan)

Setelah lama nggak posting lagi di blog postingan saya kali ini jadi gak jelas. Walaupun tiap kali saya posting selalu gak jelas. Pernah saya sekali mencoba posting yang jelas dan hasilnya
tetap nggak jelas.
Anehnya orang yang pernah buka blog saya dan baca tulisan saya besoknya itu pake kacamata mines semua. Ini saya merasa terhina! Seberapa hinakah tulisan saya?
Pernah saya suruh teman saya beri komentar caci maki di blog saya, dia tulis beneran dibawah postingan saya! Kampret...
Mungkin ini memang takdir dari blog saya.

Berikut ini adalah postingan terbaru saya yang saya persembahkan untuk teman saya yang orangnya sama nggak jelasnya dengan saya tetapi mereka istimewa dimata saya. Mereka bukan orang yang
cacat mental, dan juga bukan orang yang cacat fisik.


Mari kita simak sedikit kisah cerita saya bersama teman saya berikut ini.


Malam liburan ini tak seperti malam-malam biasanya. Malam liburan kali ini adalah malam liburan yang spektakuler

Malam liburan ini saya dan dua teman saya Danang dan Siwi berkumpul dirumah saya. Kami berbagi cerita, bercanda, bernyanyi, menyelam, dan yang terakhir merenung. Itu adalah susunan acara rutin kami.

Setelah ngobrol begitu lama dan berbagi cerita sesuai susunan acara di atas kami lanjutkan acara kami selanjutnya yaitu bermain musik.

Malam itu di halaman rumah, depan sawah kami ditemani sebuah gitar yang pedot.
Dengan lembut aku mulai memetik gitar itu, sambil diiringi bledek yang mengingatkan kami pada kematian . Kemudian Danang mulai bernyanyi disambut guntur yang keras. Dan Siwi yang berperan sebagai penari latar memulai tariannya dihiasi kilat dan petir disekitarnya.

Kami melakukannya penuh perasaan, namun tetap saja Bulan pun tak mau melihat penampilan kami. Bulan yang baru muncul dari arah timur kembali tenggelam kearah timur dan kemudian menghilang. Kami merasa terhina. Bulan kampret...
Aku tahu ini belum kiamat. Itu hanya bulan yang tenggelam kearah timur.  Mungkin kalau kami melakukannya di siang hari itu baru kiamat.

Malam yang mulanya sepi itu jadi terlihat lebih spektakuler dibandingkan dengan BNS Malang. Nyamuk-nyamuk menari di sekeliling kami. Serangga sawah juga berdatangan menghampiri, belalang, kumbang, wereng,  Kodok, Tikus, ular sawah, nyambik,anaconda.
Itu adalah tanda-tanda alam mulai murka. Kami bertiga harus bubar.

Jadi, malam yang spektakuler ini harus diakhiri begitu saja.
Entah dimana letak spektakulernya aku nggak tau. Coba kalian cari sendiri.



2 komentar:

  1. Dan alam langit pun tak kuasa melihat kami beserta tujuan kami yang tidak jelas,sehingga langit yang tadinya berbintang jadi mendung tak berbintang (bintang ikut kabur dengan bulan) dan tiba langit mengusir kami dengan guyuran hujan yang amat deras,dan kami pun kocar-kacir

    BalasHapus